Kenapa Bisnis Harus Peduli Pada Krisis Iklim

bisnis peduli krisis iklim dampak krisis iklim hardbox.co.id

Written By Almer

Almer adalah seseorang yang memiliki pemahaman baik dibidang packaging, hardbox, softbox, branding, marketing, dan bisnis.

September 22, 2025

Krisis iklim bukan lagi isu masa depan, melainkan realitas yang sudah kita hadapi saat ini. Mulai dari kenaikan suhu rata-rata global, bencana alam yang semakin sering, hingga kerugian ekonomi akibat gangguan rantai pasok, semuanya menunjukkan bahwa perubahan iklim telah memengaruhi setiap aspek kehidupan manusia.

Bagi dunia bisnis, ini bukan sekadar isu lingkungan, melainkan tantangan strategis yang menentukan keberlangsungan perusahaan di masa depan.

Sebuah laporan dari S&P Global memperkirakan bahwa tanpa adaptasi, perubahan iklim bisa menimbulkan kerugian hingga $1,2 triliun per tahun pada 2050 bagi perusahaan besar di seluruh dunia. Fakta ini menegaskan bahwa bisnis tidak bisa lagi menutup mata terhadap dampak perubahan iklim.

Kenapa Bisnis Harus Fokus pada Krisis Iklim?

Walau dengan kondisi yang seperti itu, diatara kita masih ada yang bertanya-tanya kenapa sebuah bisnis harus memperhatikan tentang krisis iklim.

Nyatanya, krisis iklim bukan hanya akan dirasakn oleh sebagian kecil orang tapi semua lini sektor dan itu termasuk dalam sebuah bisnis dan investasi. Ada beberapa alasan kuat kenapa krisis iklim akan ikut mempengaruhi sektor bisnis, diataranya:

1. Biaya Ekonomi yang Semakin Membengkak

Perubahan iklim telah meningkatkan frekuensi bencana alam lima kali lipat dalam 50 tahun terakhir. Dampaknya nyata, kerugian ekonomi global mencapai $320 miliar pada 2024 hanya dari bencana alam, dengan $100 miliar di antaranya ditanggung oleh asuransi.

Selain itu, penurunan produktivitas akibat gelombang panas diperkirakan mencapai $280–311 miliar per tahun. Jika bisnis tidak melakukan adaptasi, biaya ini akan terus meningkat dan menggerus profitabilitas.

2. Tekanan Regulasi yang Semakin Ketat

Pemerintah di seluruh dunia tengah memperketat regulasi terkait emisi karbon. Uni Eropa, Inggris, hingga beberapa negara bagian di Amerika Serikat sudah mewajibkan perusahaan melaporkan risiko iklim dan rencana mitigasinya.

Bahkan, ada negara yang menerapkan carbon pricing dan sistem perdagangan emisi. Artinya, perusahaan yang tidak bersiap sejak dini bisa menghadapi sanksi hukum, denda, bahkan kehilangan akses pasar.

3. Ekspektasi Investor dan Konsumen

Investor kini semakin memprioritaskan kriteria ESG (Environmental, Social, Governance) dalam keputusan investasi. Perusahaan dengan strategi iklim yang jelas lebih menarik bagi investor karena dianggap lebih tahan risiko.

Konsumen pun tak mau kalah, survei menunjukkan 85% konsumen bersedia membayar lebih untuk produk ramah lingkungan. Artinya, keberpihakan pada isu iklim bisa meningkatkan loyalitas pelanggan sekaligus menarik modal baru.

4. Risiko Reputasi dan Greenwashing

Di era media sosial, reputasi bisnis bisa runtuh dalam hitungan jam jika dianggap mengabaikan isu iklim. Banyak perusahaan yang terjerat tuduhan greenwashing karena klaim keberlanjutan yang tidak terbukti.

Media, LSM, hingga komunitas online semakin aktif mengawasi praktik perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus serius mengambil aksi nyata, bukan sekadar kampanye pemasaran.

5. Peluang Pasar Bernilai Triliunan Dolar

Krisis iklim bukan hanya ancaman, tetapi juga peluang bisnis. Pasar solusi ketahanan iklim diperkirakan tumbuh menjadi $4 triliun pada 2050, meliputi produk dan layanan seperti material tahan panas, sistem peringatan bencana, energi terbarukan, hingga teknologi pertanian tahan iklim.

Perusahaan yang bertindak cepat akan mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar yang terus berkembang ini.

Apa yang Harus Dilakukan Bisnis untuk Mencegah Krisis Iklim?

Kita sekarang sudah tahu alasan kenapa harus peduli pada krisis iklim. Itu karena dampaknya akan meluas sampai pada perkembangan bisnis kita sendiri nantinya.

Oleh karena itu, kita juga harus tahu bagaimana caranya bisa berkontribusi dalam mencegah krisis iklim ini dan berikut adalah cara yang bisa dicoba.

1. Lakukan Penilaian Risiko Iklim dan Adaptasi

Banyak perusahaan masih belum memiliki rencana adaptasi spesifik, padahal data menunjukkan hanya 35% perusahaan global yang sudah menyiapkan strategi adaptasi.

Pebisnis harus mulai dengan Life Cycle Assessment (LCA) untuk menganalisis dampak emisi dari hulu ke hilir, mulai dari bahan baku, proses produksi, distribusi, hingga limbah. Dengan begitu, perusahaan bisa mengetahui titik kritis yang perlu segera diintervensi.

2. Terapkan Carbon Accounting dan Net Zero Target

Menghitung jejak karbon perusahaan adalah langkah awal menuju strategi iklim yang serius. Praktik carbon accounting memungkinkan perusahaan memahami seberapa besar emisi yang dihasilkan, lalu menetapkan target net zero. Beberapa metode yang bisa digunakan antara lain:

  • Mengurangi emisi dari sumber energi dengan beralih ke energi terbarukan.
  • Membeli carbon credit untuk mengimbangi emisi yang sulit dihilangkan.
  • Berinvestasi pada teknologi baru seperti Direct Air Capture (DAC).

3. Inovasi Produk dan Model Bisnis

Perubahan iklim memaksa bisnis untuk lebih kreatif. Misalnya, perusahaan makanan bisa mengembangkan kemasan reusable tapi aman untuk makanan, atau industri konstruksi bisa beralih ke material rendah emisi seperti beton ramah lingkungan.

Bahkan, membuka lini bisnis baru yang mendukung keberlanjutan, seperti penyedia jasa energi terbarukan bisa menjadi peluang pertumbuhan. Misal lagi yang paling sederhana, yaitu mengalokasikan dana CSR untuk penghijauan bumi dengan model yang nanti masyarakat setempat pun dapat menikmati manfaatnya.

4. Libatkan Karyawan dan Bangun Budaya Perusahaan Hijau

Riset Harvard Business Review menunjukkan bahwa perusahaan yang berkomitmen pada keberlanjutan memiliki tingkat loyalitas karyawan 38% lebih tinggi dan produktivitas 16% lebih besar. Pebisnis dapat:

  • Menyertakan isu iklim dalam visi dan misi perusahaan.
  • Menyelenggarakan program internal untuk edukasi karyawan.
  • Memberikan ruang bagi karyawan untuk berkontribusi dalam inisiatif hijau.

5. Bangun Transparansi dan Hindari Greenwashing

Konsumen kini cerdas dalam memverifikasi klaim keberlanjutan. Oleh karena itu, perusahaan harus menyampaikan laporan keberlanjutan secara transparan, berbasis data, dan diverifikasi oleh pihak ketiga. Transparansi bukan hanya soal membangun kepercayaan, tetapi juga melindungi reputasi bisnis di era digital.

6. Kolaborasi dengan Pemerintah, NGO, dan Investor

Krisis iklim tidak bisa diselesaikan sendirian. Pebisnis perlu bekerja sama dengan regulator, lembaga keuangan, dan organisasi masyarakat sipil.

Misalnya, berpartisipasi dalam inisiatif global seperti Paris Agreement atau forum bisnis internasional yang fokus pada solusi iklim. Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat posisi bisnis, tetapi juga membuka akses ke pendanaan hijau dan peluang kemitraan.

Krisis iklim bukan lagi sekadar isu lingkungan, melainkan tantangan eksistensial bagi dunia usaha. Kerugian ekonomi yang masif, regulasi ketat, tuntutan investor dan konsumen, serta risiko reputasi membuat perusahaan tidak bisa lagi mengabaikannya.

Namun, di balik ancaman besar ini, terbuka peluang pasar triliunan dolar bagi mereka yang siap beradaptasi dan berinovasi.

Bagi para pebisnis, kuncinya ada pada aksi nyata, melakukan penilaian risiko, menghitung jejak karbon, berinovasi, melibatkan karyawan, membangun transparansi, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Dengan begitu, bisnis bukan hanya bisa bertahan, tetapi juga berkembang di era transisi menuju ekonomi rendah karbon.

Karena pada akhirnya, menyelamatkan planet bukan hanya tugas pemerintah atau aktivis lingkungan, tetapi tanggung jawab bersama, termasuk dunia bisnis yang memegang peranan besar dalam menentukan masa depan bumi.

In Article Box
order packaging disini hardbox.co.id

Artikel Lainnya

Rekomendasi Vendor Box Hampers Lebaran Terpercaya

Rekomendasi Vendor Box Hampers Lebaran Terpercaya

Ada banyak vendor box hampers lebaran, namun hanya beberapa yang bisa memberikan garansi, tepat waktu, dan kualitas premium. Ditambah lagi lebaran adalah hari yang spesial, jadi hampersnya pun harus isitimewa bukan hanya dari isi tapi juga desain. Maka dari itu, di...

10 Ide Rekomendasi Kue Lebaran Untuk Keluarga dan Jualan

10 Ide Rekomendasi Kue Lebaran Untuk Keluarga dan Jualan

Kue lebaran populer di Indonesia meliputi kue kering klasik yang rasanya renyah serta bentuk yang beraneka ragam. Untuk Anda yang ingin mempersiapkan lebaran dengan berjualan atau sekedar membuat untuk keluarga. Maka ini adalah sepuluh rekomendasi kue lebaran yang...

6 Ide Kegiatan Tahun Baru Untuk Keluarga dan Teman

6 Ide Kegiatan Tahun Baru Untuk Keluarga dan Teman

Kegiatan tahun baru seperti bakar-bakar dan bermain bersama biasanya melibatkan orang-orang berharga, namun kadang ada juga yang masih bingung harus melakukan apa saja. Maka dari itu di bawah ini ada enam ide kegiatan tahun baru untuk Anda yang bisa dijadikan...