Sepertinya kita semua sadar bahwa dunia bisnis saat ini semakin kompetitif, baik dari aspek inovasi, produksi, sampai ke pemasaran.
Merespon hal itu, banyak perusahaan sekarang mulai menerapkan yang namanya brand archetype sebagai strategi mendekatkan diri kepada para konsumen dengan cara yang lebih humanis.
Dampaknya, komunikasi seperti promosi, atau pun launching produk baru terasa lebih dekat dengan para konsumen dan mereka jadi lebih merasa diperhatikan oleh brand, sehingga adanya hubungan emosional yang terjalin secara tidak langsung.
Untuk lebih jelasnya tentang apa itu brand archetype, bagaimana cara membuatnya, dan apa saja jenisnya, Anda harus membaca artikel ini sampai selesai agar tidak salah paham dalam penerapannya, jadi mari kita simak bersama.
Apa Itu Brand Archetype
Mari kita mulai dari pengertian dengan penjelasan sederhana. Brand archetype adalah kepribadian atau karakter yang mewakili manusia tapi diterapkan pada sebuah brand.
Konsep ini awalnya datang dari psikolog bernama Carl Jung. Dia percaya kalau manusia itu memiliki sebuah lapisan bawah sadar yang menyimpan pola karakter mereka secara universal dan diwariskan turun-temurun yang itu disebutnya sebagai collective unconscious.
Jika kita terapkan ini ke dunia bisnis, khususnya branding. Maka akan terbentuk sebuah strategi dimana brand akan memakai kepribadian seperti nilai, sifat, dan perilaku manusia untuk menjalin hubungan alam bawah sadar kepada para konsumen yang memiliki kepribadian selaras.
Manfaat brand archetype
Sekilas sepertinya mulai terbayang di benak Anda, apa saja manfaat dari brand archetype. Di bawah ini adalah penjelasan lebih lengkap tentang itu, jadi silahkan disimak.
1. Membangun Koneksi Emosional
Seperti yang dijelaskan di atas, dengan Anda menerapkan brand archetype maka akan terjalin ikatan yang lebih emosional dengan konsumen.
Itu karena, brand Anda memiliki kecocokan bukan hanya dari kualitas produk, tapi dari tone voice, logo, campaign, value, visi dan juga misi. Akibatnya konsumen akan lebih setia dan pendapat bisnis pun lebih stabil.
2. Pembeda dari Kompetitor
Saat ini banyak sekali produk serupa dipasaran sehingga para pemilik bisnis harus putar otak lebih untuk bersaing.
Solusinya, dengan brand archetype Anda bisa dengan mudah membedakan brand atau produk dengan kompetitor lain, karena dari segi warna, logo, tone voice, segmentasi pasar, dan cara marketingnya pun sudah beda.
3. Pemandu Strategi Pemasaran
Bila Anda sudah memutuskan ingin menggunakan brand archetype, maka jangan hanya dipakai tapi juga jadikan dia sebagai pemandu.
Dengan brand archetype, Anda bisa tahu lebih jelas bagaimana harus bersuara, bagaimana harus melakukan pemasaran, dan target pasar seperti apa yang Anda incar.
Jenis Brand Archetype dan Contohnya
Dari penjelasan itu, bisa kita simpulkan bahwa brand archetype adalah strategi cerdas dalam pendekatan diri brand ke konsumen. Lalu apa saja jenis dari brand archetype, apakah hanya satu ?
Jika Anda pernah membaca buku The Hero dan The Outlaw karya Margaret Mark & Carol S. Pearson, maka akan ditemukan bahwa ada setidaknya 12 jenis brand archetype yang semua itu akan kita bahas di bawah ini.
1. The Innocent
Pertama adalah The Innocent. Tipe ini punya kepribadian yang murni, polos tanpa dosa, positive vibe, dan ceria. Biasanya brand ini punya tujuan ke membawa hidup jadi lebih baik dan bahagia, sehingga cocok untuk brand yang ingin menonjolkan nilai kemurnian.
Ada Dove dan Coca-Cola yang bisa Anda jadikan contoh untuk tipe ini. Kenapa Dove? karena dia membawa pesan “Real Beauty” yang mengajak para konsumennya agar tidak malu dengan kecantikan mereka sendiri.
Sedangkan Coca-Cola lebih kepada membawa kebahagiaan dan keceriaan dengan slogannya “Open Happiness”.
2. The Explorer
Sang penjelajah, itulah arti dari The Explorer. Brand archetype satu ini punya pesan untuk mendorong orang keluar dari zona nyamannya dan menjelajah hal baru.
Karakter brand yang pakai tipe ini biasanya memberikan kesan yang mandiri, berjiwa bebas, suka tantangan, dan tidak terlalu suka dengan yang namanya rutinitas berulang.
Contoh brand yang pakai brand archetype ini adalah Jeep dan The North Face yang keduanya idetik dengan kebebasan dan petualangan.
3. The Sage
The Sage atau petapa, namun bisa kita artikan juga sebagai orang bijak adalah tipe yang memberikan kesan cerdas, berwawasan luas, dan suka mencari kebenaran.
Tipe brand archetype ini biasanya bergerak di bidang berita atau ilmu pengetahuan yang tujuannya membantu mencerdaskan orang lain dengan fakta dan berita.
Anda bisa menemukan brand archetype tipe ini di banyak perusahaan yang bekerja di bidang akademik, atau pun berita seperti BBC, CNN, Google, dan lain sebagainya.
4. The Hero
Apakah brand Anda berkeinginan menolong orang-orang, punya karakter berani, tangguh, kompetitif, dan pantang menyerah ? Jika iya, maka brand archetype ini cocok sekali untuk itu.
Brand archetype ini adalah jenis yang suka memotivasi orang, memiliki semangat untuk terus berusaha dan meraih penghargaan setinggi mungkin.
Contoh brand yang pakai tipe ini ada Nike dengan taglinenya “Just Do It” yang memotivasi semua orang, tidak peduli dari mana berasal, mereka tetap bisa jadi atlet hebat.
5. The Outlaw
Ada juga tipe brand archetype yang memberikan pesan pemberontakan dan perubahan radikal, yaitu The Outlaw.
Biasanya brand-brand yang pakai jenis brand archetype ini suka menciptakan produk baru yang menentang aturan lama, revolusioner, dan selalu ingin beda. Selain itu, target pasarnya pun adalah orang-orang yang pemberani dan suka tantangan.
Untuk contohnya bisa Anda lihat di Harley-Davidson dan Diesel yang sering mencerminkan kebebasan di jalanan dan melawan norma yang ada di dalam iklan-iklan mereka.
6. The Magician
Dari yang suka menentang aturan kita beralih menjadi si penyuka keajaiban, yaitu The Magician.
Brand archetype jenis ini punya jiwa-jiwa visioner, imajinatif, dan suka menciptakan pengalaman yang berkesan tak terlupakan.
Biasanya visi misi mereka selalu berkaitan dengan mengubah impian jadi kenyataan dan menciptakan keajaiban untuk konsumen.
Brand-brand besar yang memaki jenis ini bisa Anda lihat pada Disney dan Apple yang suka menuliskan sebuah kisah indah dalam film dan menciptakan inovasi impian dalam teknologi.
7. The Lover
Selanjutnya ada jenis the lover. Ini cocok untuk brand yang suka nuansa-nuansa romantis, sensual, dan penuh gairah, dengan tujuan membuat hubungan yang dalam dan emosional.
Biasanya ini dipakai oleh brand-brand fashion dan parfum seperti Chanel dan Victoria’s Secret.
8. The Jester
Kalau Anda pemilik perusahaan hiburan yang membuat orang tertawa maka wajib ada jenis ini disana, yaitu The Jester.
Jenis ini biasanya punya karakter yang ceria, spontan, lucu, humoris, dan kadang aneh tapi tetap menghibur. Jadi cocok untuk perusahaan yang suka dengan hiburan dan permainan seperti M&M’s dan Old Spice.
9. The Everyman
Selanjutnya adalah jenis The Everyman. Jenis ini terkenal karena kesederhanaan tampilannya, keramahan gayanya, dan mudah berbaur dengan banyak konsumen.
Brand yang sangat melekat dengan jenis brand archetype ini adalah IKEA karena produk-produknya terkenal bagus tapi bukan karena keglamoran atau hiasan-hiasan nya sehingga tetap bisa masuk di hati berbagai kalangan.
10. The Caregiver
Kalau Anda suka brand yang penuh kasih sayang, peduli dengan yang lain, suka berempati, maka jenis ini bisa Anda pilih, yaitu The Caregiver.
Ada beberapa contoh brand yang memakai jenis ini, seperti Johnson & Johnson serta WFF. Keduanya terkenal karena kepedulian mereka pada nilai kemanusiaan.
11. The Creator
Jika brand Anda bergerak dibidang industri kreatif, seni, desain, teknologi, dan media. Maka bisa memilih jenis brand archetype bernama The Creator.
Biasanya brand ini punya sifat-sifat yang suka menciptakan sesuatu yang baru tapi tetap tidak menabrak normal yang ada, serta suka keorisinalitasan namun inovatif.
Sebagai contoh bisa Anda lihat pada LEGO dan Adobe. Kedua brand ini adalah contoh industri yang bergerak dibidang dimana mereka mendorong konsumennya untuk mengeksplorasi sisi kreatifitas mereka.
12. The Ruler
Terakhir adalah The Ruler. Jenis brand archetype yang suka mengontrol sesuatu, ekslkusif, elegan, disegani, dan berwibawa.
Kalau Anda punya produk yang sifatnya premium, korporasi besar, atau bahkan ekslusif maka jenis ini cocok untuk Anda.
Cara Menentukan Brand Archetype
Ada beberapa cara dan hal yang harus Anda perhatikan untuk menentukan jenis brand archetype yang tepat, berikut lima caranya.
1. Kenali Nilai dan Visi Brand
Sebelum menentukan brand archetype, tentukan atau kenali dulu nilai apa yang ingin brand Anda bawa dan kenapa brand Anda ada. Jika sudah menentukan hal tersebut baru masuk ke tahap selanjutnya.
2. Pahami Target Audiens
Anda perlu paham segmentasi pasar dan bagaimana cara menganalisisnya serta pasar apa yang cocok untuk Anda. Jika sudah menemukannya maka brand archetype bisa mengikuti.
3. Analisis Kompetitor
Ini juga hal yang tidak kalah penting, untuk menentukan brand archetype selain pahami segmentasi pasar, dan nilai serta visi sebuah brand, kita juga harus memahami arah gerak kompetitor kita juga.
4. Lakukan Tes dan Evaluasi
Lakukan tes dari cara komunikasi, iklan, campaign, promosi, dan lain sebagainya. Tidak masalah jika tidak cocok di tahap atau pilihan pertama, tapi tetap lakukan evaluasi secara berkala.
Itulah 12 jenis brand archetype dan 4 tahap untuk menerapkannya yang bisa Anda jadikan referensi untuk strategi marketing brand atau produk kedepannya.
FAQ Seputar Brand Archtype
Q: Apakah bisa satu brand punya lebih dari satu brand archetype?
A: Bisa dengan syarat, satu brand archetype tidak bertolak berlakang dengan brand archetype lainnya.
Q: Apakah UMKM juga perlu brand archetype
A: Perlu, karena membantu bisnis kecil dalam menentukan posisi dan karakter brand dengan lebih jelas di pasar.
Q: Apakah brand archetype bisa berubah seiring waktu?
A: Bisa saja, tapi kita harus lihat juga kondisi dan situasinya serta perhatikan timingnya.
Q:Apa bedanya brand archetype dan brand personality?
A: Archetype adalah kerangka umum yang berdasarkan psikologi konsumen, sedangkan personality adalah penerapannya ke dalam gaya komunikasi dan visual sebuah brand.






