Di balik sebotol parfum yang memikat, terdapat paduan bahan-bahan kompleks yang dirancang secara presisi oleh para perfumer.
Itu karena, parfum bukan hanya soal aroma, tapi juga setiap elemen dalam parfum punya fungsi dan karakteristik tersendiri, mulai dari bahan pewangi, pelarut, hingga bahan fixative yang menjaga aroma agar tahan lama.
Maka, jika Anda penasaran apa saja bahan yang wajib ada dalam pembuatan parfum berkualitas tinggi, berikut penjelasan lengkapnya.
Bahan Pewangi Utama
Pertama adalah bahan pewangi utama atau Fragrance Base Ingredients yang jadi ciri khas wangi dari sebuah parfum. Secara umum, bahan ini terbagi jadi dua jenis, pertama alami dan kedua sintetsis. Berikut bahan pewangi yang paling umum di dunia parfum.
1 . Essential Oils
Essenstial Oils atau Minyak atsiri berasal dari sumber alami seperti bunga, daun, buah, kayu, hingga resin. Contohnya, minyak mawar (rose oil), melati (jasmine), lavender, vetiver, dan sandalwood. Minyak ini diekstraksi melalui distilasi atau cold pressing, menghasilkan aroma murni yang menjadi fondasi utama parfum alami.
2. Fragrance Oils
Berbeda dari minyak atsiri, fragrance oil dibuat dari senyawa kimia yang dirancang meniru aroma alami atau memberikan aroma baru yang tidak ditemukan di alam, misalnya aroma “ocean breeze” atau “cotton fresh”.
Keunggulannya dari minyak atsiri adalah stabilitas dan konsistensi aroma yang lebih tinggi, serta biaya produksinya yang lebih rendah.
3. Resins
Resin itu seperti benzoin, myrrh, dan labdanum yang dikenal sebagai bahan dasar parfum. Bahan ini bisa memberikan kesan hangat, manis, dan tahan lama. Selain itu, resin juga sering digunakan sebagai base note karena daya tahannya tinggi.
5. Floral Absolutes
Berbeda dengan minyak atsiri, absolute itu bahan yang diekstrak menggunakan pelarut untuk mendapatkan aroma bunga yang lebih intens.
Contohnya jasmine absolute, rose absolute, atau ylang-ylang absolute. Bahan ini juga biasanya digunakan untuk parfum mewah karena kompleksitas aromanya.
6. Aroma Compounds
Terakhir, inilah inovasi dunia parfum modern yaitu compounds. Kalau Anda penasaran, compunds ini memiliki senyawa Coumarin, ambroxan, dan Iso E Super yang bisa memberikan dimensi unik pada parfum.
Pelarut
Setelah bahan pewangi, selanjutnya kita bahas bahan pelarut atau solvent. Bahan ini berfungsi untuk melarutkan konsentrat parfum agar mudah disemprot dan tersebar merata di udara.
Ada beberapa jenis pelarut tapi di bawah ini adalah dua bahan yang paling resing dipakai.
7. Ethanol (Alkohol Murni)
Alkohol adalah pelarut utama dalam hampir semua parfum modern dengan jenis yang sering digunakan biasanya adalah etanol dengan kemurnian tinggi (95–99%).
Alkohol juga bisa bantu membawa aroma ke udara karena sifatnya yang cepat menguap. Ketika alkohol menguap, ia membawa partikel aroma, menciptakan efek “sillage” atau jejak wangi yang tertinggal di udara setelah seseorang lewat.
8. Air Distilasi (Distilled Water)
Selain alkohol dengan kemurnian tinggi, ada juga beberapa jenis parfum ringan seperti Eau de Toilette atau body mist yang menggunakan air distilasi sebagai pelarutnya.
Itulah dua bahan pelarut yang sering dipakai dalam industri parfum. Pada dasarnya, pelarut yang baik tidak memiliki bau menyengat, tidak meninggalkan residu, dan harus stabil terhadap bahan kimia lain di dalam campuran parfum.
Fixative
Kalau ada yang hanya bertahan 10 menit, pastinya tidak akan dilirik oleh pasar. Sehingga, di sinilah tugasnya fixative.
Fixative ini adalah bahan yang membantu “mengunci” aroma agar tidak cepat menguap, sehingga parfum bisa bertahan selama berjam-jam di kulit. Adan beberapa bahan fixative yang paling umum antara lain:
9. Musk
Anda pernah mendengar sebutan minya Misk ? Yap, artinya sama dengan musk disini. Dulunya musk diperoleh dari hewan rusa jantan khusus atau musk deer, tapi sekarang sudah digantikan oleh versi sintetisnya seperti white musk dan muscone.
Musk ini bisa memberikan sentuhan lembut, sensual, dan menambah daya tahan parfum serta wanginya yang sangat harum untuk dihirup.
10. Resins (Labdanum, Benzoin, Myrrh)
Selain musk, ada juga resins. Bahan ini bisa memberi semacam aroma manis dan balsamic yang memperpanjang fase base note dari sebuah parfum.
11. Wood Oils (Sandalwood, Vetiver)
Wood oils bisa memberi aroma hangat saat menghirupnya, ditambah lagi di dalamnya ada minyak kayu jadi lebih memperkuat daya lekat aroma parfum pada kulit.
12. Ambroxan
Amborxan adalah molekul sintetis pengganti ambergris atau zat dari paus sperma yang kini populer karena mampu menambah karakter amber yang mewah dan tahan lama. Ini jadi bahan penting untuk parfum karena kualitasnya yang terkenal unik.
13. Iso E Super
Iso E Super adalah fixative modern yang tidak hanya memperpanjang aroma tapi juga memberi efek “skin scent” yang lembut dan misterius pada parfum nantinya.
Dengan kombinasi fixative yang tepat, Anda bisa membuat parfum bertahan hingga 8–12 jam, bahkan lebih lama pada kulit.
Bahan Struktur
Setiap parfum memiliki struktur berlapis yang dikenal sebagai “fragrance pyramid”, tiga tingkatan aroma yang muncul secara bergantian seiring waktu.
14. Top Notes
Top notes atau aroma pembuka adalah aroma pertama yang Anda cium setelah parfum disemprotkan dan berfungsi untuk memberikan kesan pertama yang segar.
Biasanya top notes terdiri dari minyak esensial ringan seperti citrus oils (jeruk, bergamot, lemon, atau mandarin).
Top notes sendiri terbilang punya aroma yang cepat menguap dan hanya bertahan selama 10–30 menit.
15. Middle Notes
Setelah top notes menguap, aroma middle notes atau aroma inti mulai mendominasi. Lapisan ini dikenal sebagai “heart” dari parfum.
Bahan yang umum digunakan meliputi floral absolutes (mawar, melati, lavender) dan spices seperti cardamom atau pink pepper.
Ini juga merupakan bagian yang menentukan karakter utama parfum, apakah feminin, maskulin, atau netral.
16. Base Notes
Bahan terakhir dalam struktur dan pembuatan parfum yaitu Base notes atau aroma dasar. Bahan ini adalah aroma yang muncul paling terakhir dan bertahan paling lama.
Base notes biasanya berasal dari woody, resin, atau musk notes, seperti sandalwood, vetiver, patchouli, amber, atau benzoin. Selain itu lapisan ini juga memberi kedalaman, kehangatan, dan kesan elegan pada parfum.
Gabungan ketiga lapisan inilah yang menciptakan perjalanan aroma, dari kesan segar di awal, memikat di tengah, hingga sensual di akhir.
Membuat parfum bukan sekadar mencampur bahan wangi, tapi memahami bagaimana setiap elemen saling berinteraksi.
Dari essential oils dan fragrance oils yang menentukan identitas aroma, etanol sebagai pelarut utama, hingga fixative seperti musk dan ambroxan yang menjaga ketahanan, semuanya memiliki peran penting dalam menciptakan pengalaman olfaktori yang sempurna.
Struktur top, middle, dan base notes memastikan setiap parfum punya “cerita” yang berkembang di kulit pemakainya.
Jadi, lain kali Anda menyemprotkan parfum, ingatlah bahwa di balik setiap tetesnya ada seni, sains, dan keajaiban kimia yang bekerja selaras untuk menghadirkan keindahan tak kasat mata.






